Rice Paddy Art

Sejak tahun 1993, desa Inakadate (yang terletak 600 km sebelah utara dari kota Tokyo, berlokasi di Prefektur Aomori) telah menciptakan Rice Paddy Art(terjemahan Googole seni sawah... =_=" Rice Paddy itu memang sawah sih tapi rasanya aneh jadi tetap pakai Rice Paddy Art saja ya ^^v) sebagai projek lokal mereka. Selama 9 tahun pertama, para pekerja dan petani lokal membuat desain sederhana dari Gunung Iwaki yang ada di Prefektur Aomori setiap tahun, dengan tambahan kata "Inakadate, a village of rice culture." Kemudian, mereka menanam bermacam" jenis tanaman padi dengan variasi warna pada sawah seluas 2.500 meter persegi berdasarkan desain tersebut.
Seiring berjalannya waktu, pengetahuan para penduduk lokal bertambah dan gambar yang mereka coba untuk di wujudkan menjadi lebih rumit. Pada tahun 2005, setelah berbicara dengan para pemilik lahan, digunakanlah lahan seluas 15.000 meter persegi untuk membuat lukisan berskala besar dari Edo Period ukiyo-e buatan Sharaku and Utamaro. Pada tahun itu, sebanyak 130.000 pengunjung berdatangan untuk melihat hasil karya ini.

Hasil karya tahun 2005, reproduksi lukisan jaman Edo ukiyo-e buatan Sharaku dan Utamaro


Hasil karya tahun 2006, reproduksi "Fujin Raijin Zu Byobu (Wind God and Thunder God Screens)" oleh artis Periode Edo, Tawaraya Sotatsu


Hasil karya tahun 2007, reproduksi lukisan terkenal dari Periode Edo oleh Katsushika Hokusai


Hasil karya tahun 2008, Daikoku (dewa kekayaaan) dan Ebisu (dewa para nelayan dan pedagang) bersama dengan logo dari Japan Airlines (JAL)
Ada kontroversi tentang hal ini pada tahun 2008, yang penasaran bisa lihat di sini


Hasil karya tahun 2009, menggambarkan sosok Napoleon dan seorang prajurit jaman Sengoku, dua" nya di atas kuda.
Lebih detail bisa dilihat di sini


Hasil karya tahun 2010 : the legendary warrior-monk Benkei (left) and the warrior Ushiwakamaru, a.k.a. Minamoto no Yoshitsune (right)